Gak
ayam emak aje sih tong…Pertama-tama hal yang paling perlu diluruskan adalah
ayam akan berkokok setiap saat dan sebagai respon kepada berbagai macam stimulus
yang "gak mengancam", misalnya seperti suara mobil atau seseorang
berjalan ke arah mereka. Ini karena kokokan ayam berfungsi beberapa macam.
Seiring digunakan sebagai kode kepada ayam lain terkait daerah kekuasaannya,
kokokan ayam bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan jenis unggas yang lain.
Bahkan di waktu tertentu bisa sebagai bentuk cara mereka merayakan sesuatu.
Ayam gak perlu banyak alasan kok untuk berkokok.” gak kaya lo lan….”
Sesuai
pemahaman itu, walaupun ayam telah diketahui berkokok sepanjang hari dan
sebagai respon terhadap stimulus remeh, mereka tetap akan berkokok dengan lebih
khas sesaat sebelum fajar tiba. Karena kecenderungan ayam berkokok pada segala
hal, selama beberapa tahun para peneliti dan ahli unggas (ornithologis) beranggapan
bahwa kokokan ayam sebelum fajar adalah karena respon mereka terhadap perubahan
level cahaya, sebagaimana yang mereka lakukan ketika mereka disinari lampu
mobil atau sumber cahaya buatan. Setelah beberapa tahun memiliki pemahaman itu,
para peneliti dari Nagoya University di Jepang mencoba menggali lebih dalam
apakah memang ayam-ayam tersebut mengantisipasi matahari terbit.
Di
dalam riset yang dipimpin oleh Takashi Yoshimura, beberapa eksperimen dilakukan
pada ayam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Sebagai permulaan, para
ayam dimasukkan ke dalam eksposur lingkungan berbeda selama beberapa minggu.
Sesuai ekspektasi, dalam semua grup, para ayam berkokok sepanjang hari karena
merespon ke berbagai stimulus, misalnya seperti diberi makan
Jadi
bagaimana tentang ayam dan pagi hari? Sekelompok ayam diberi perlakuan
lingkungan di mana mereka disinari selama 12 jam, kemudian gelap selama 12 jam,
kemudian diulang-ulang selama 2 minggu. Sebagaimana yang diduga, para ayam
memang mengantisipasi cahayanya, umumnya mereka mulai "berkokok sebelum
fajar" sekitar 2 jam sebelum cahayanya dinyalakan. “Dilan : Iye benerr
emak pinterrr”
Source : https://science.idntimes.com
Komentar
Posting Komentar